wasanbon - www.healthnote25.com |
Wasanbon (和三盆) adalah gula Jepang berbutir halus, secara
tradisional dibuat di Pulau Shikoku di Prefektur Tokushima dan Kagawa. Gula ini
sering digunakan untuk kue dan permen tradisional Jepang (wagashi). Gula ini
dibuat dari tanaman tebu yang ditanam secara lokal di Shikoku, yang disebut
taketō (竹糖) atau
chikusha (竹蔗) dan memiliki
harga yang mahal.[butuh rujukan]
Gula ini
berwarna emas muda, dengan butiran sedikit lebih besar gula icing dan memiliki
aroma yang unik dan beraroma mentega dan madu.
Biasanya gula
ini digunakan dalam pembuatan permen dan yokan, sebagai pemanis kopi dan teh,
sebagai tambahan dalam saus perendam di restoran sushi, dan membuat kue
rumahan.
Secara
tradisional diproduksi dari tebu di Prefektur Tokushima dan Kagawa di Pulau
Shikoku. Gula ini dibuat dalam 8 tahap dan keseluruhan proses ini memakan waktu
sekitar 20 hari.
Kelas gula
wasanbon yang disebut "awa wasanbon toh" dianggap oleh beberapa orang
kelas wasanbon tertinggi.
Produksinya
berpusat di kota-kota Kamiita-cho dan Donari-cho di Tokushima, tempat gula ini
diproduksi sejak 1770-an.
Varietas tebu
yang digunakan adalah yang disebut dalam Bahasa Jepang "chikutoh."
(Penduduk setempat menyebutnya "hosokiki.") Nama lain untuk ini
adalah saccharum sinese, atau tebu Cina. Varietas tebu ini tumbuh sekitar dua
meter, dengan tebal sekitar satu jari. Negara lain menggunakan tanaman tebu
yang tumbuh lebih tinggi dan lebih tebal, karena gula yang dihasilkan lebih
banyak.
Tebu chikutoh
dipanen antara Desember dan Februari. Panen sengaja dilakukan di akhir tahun untuk mendapatkan kadar gula
maksimalnya.
Tebu kemudian
diperas oleh mesin untuk menghasilkan sarinya. Sari tebu kemudian dimasukkan ke
tangki; ampas tebu digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk.
Sari tebu
kemudian dididihkan dan direbus selama sekitar 30 menit. Sari tebu kemudian
menghasilkan buih hijau, yang kemudian dibuang, karena mengandung alkali hijau
yang pahit.
Pada tahap
akhir, sari tebu berwarna kuning terang. Sari ini kemudian didiamkan agar
sedimennya mengendap. Sari yang telah dijernihkan ini kemudian dididihkan lagi
untuk dipekatkan, lalu didinginkan. Pada tahap ini warnanya menjadi coklat
terang.
Sari tebu
kemudian didiamkan untuk satu minggu, saat sebagian besar sari kemudian mengeras
menjadi gumpalan kristal. Gumpalan padat ini kemudian dibungkus dengan kain dan
diperas di tabung pres selama satu hari untuk mengeluarkan cairan dari gumpalan
kristal padat tersebut.
Potongan
kristal kemudian dicuci dan diuleni dengan air 4 atau 5 kali, untuk
meningkatkan kadar gula di dalamnya dan membuatnya lebih putih.
Potongan-potongan
tersebut kemudian dikeringkan dengan cepat sehingga gula tidak mengalami
fermentasi, setelah itu kristal gula digiling dan disaring menjadi gula halus.
0 Comments:
Post a Comment